2019-12-03 01:20:33

JAKARTA, Kompas - Pemerintah membangun kompleks riset dan inovasi di areal ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Ada 200.000 - 300.000 periset yang akan didatangkan, termasuk periset Indonesia yang kini bekerja di luar negeri.

    "Riset dan inovasi menjadi kunci bagi sebuah negara (untuk maju). Tahapan kita sudah harus ke situ sekarang," kata Presiden Joko Widodo menjawan pertanyaan Kompas dalam bincang-bincang dengan awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).

    Menurut Presiden, riset dan inovasi menjadi perhatian pemerintah dan sejumlah tahapan telah disusun. Salah satu yang elementer dan telah dilakukan adalah pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional yang akan menjadi rumah besar bagi kegiatan riset dan inovasi.

    Jokowi menyatakan telah mengintruksikan agar rencana pembangunan kompleks riset dan inovasi dimasukkan dalam desain pembangunan ibu kota negara baru di Kaltim.

    "Akan ada Kluster besar khusus riset dan inovasi (di areal ibu kota baru). Di situ mungkin ada 200.000 atau 300.000 periset kita, yang kini berada di Jepang, Korea, Singapura, dan Amerika. Disiapkan kelembagaan, tempatnya. Saya bayakan, gede banget ini," ucapnya.

    Secara terpisah, Kepala Badan dan Riset Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, kompleks itu berfungsi sebagai pusat riset dan pengembangan. Sumber dayanya untuk sementara mengandalkan periset di dalam negeri dan diaspora. "Yang penting, menarik minat swasta melakukan riset dan pengembangan dan berlokasi di sana. Jumlah orang dan gaji diserahkan ke korporasinya," ujar Bambang.

    Ketua Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) Syahrir Ika menyambut baik rencana pembangunan pusat riset nasional di ibu kota negara baru. Kawasan itu diharapkan melahirkan pengetahuan yang menghasilkan temuan dan mengubahnya menjadi inovasi yang bisa dikomersialisasikan.

    Indonesia sebenarnya sudah memiliki kawasan riset dan inovasi, yaitu Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) di Serpong, Tangerang Selatan. Dibangun tahun 1976, Puspitek kini memiliki sekitar 50 pusat, balai, dan balai besar yang melakukan riset serta pengembangan dalam berbagai bidang. Puspitek lalu direvitalisasi tahun 2013 serta dijadikan Kawasan Sains dan Teknologi Nasional (NSTP) agar bisa mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi berbasis iptek.