Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, lakukan Workshop menyusun Kerangka pikir , untuk meyampaikan rekomendasi arah dan riset pengembangan Garam dan Rumput Laut untuk peningkatan pendapatan Nelayan di Pesisir Pantai Nusa Tenggara Timur , Kupang 11-07-2023
Ketua panitia Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si, Mengatakan Selama sehari ini kita sama-sama akan duduk dan berdiskusi mengenai hal2 yang berkaitan dengan Garam & Rumput Laut. Dua komoditas ini, adalah komoditas yang cukup populer bagi masyarakat NTT. Mungkin diantara kita semua yang hadir cukup familiar dengab kedua komoditas ini. Kedua komoditas ini, telah mewarnai nilai sosial & ekonomi bagi daerah dan masyarakat NTT. Namun dibalik itu ada sejumlah fakta dan tantangan serta sekaligus masih menyimpan Potensi berkaitan dengan nilai strategis tersebut;
Lebih lanjut Doktor Tony mengatakan Atas dasar nilai sosial & ekonomi tersebut serta memperhatikan arahan Gubernur NTT saat acara pelantikan Pengurus PPI NTT waktu lalu, maka PPI Pusat telah mendorong untuk PPI NTT melaksanakan workshop ini. Workshop ini akan dilaksanakan pada hari ini, Selasa 11 Juli 2023 bertempat di Hotel OnTheRock mulai pagi ini hingga selesai yang diperkirakan berakhir di Sore Nanti. Acara ini sesuai dengan rancangan dihadiri oleh 100 peserta dimana 70 peserta secara Offline di hotel ini dan sisanya kepesertaan secara online, yang umumnya adalah peseeta dari teman2 dinas Perikanan dan Kelautan beberapa kabupaten;
Workshop ini adalah berbasis diskusi oleh peserta, dimana peserta yang mengikuti ini adalah dari berbagai stakeholder diantaranya, para periset PPI, Periset Perguruan tinggi, Dinas terkait, perusahaan yang bergerak di Garam dan RL, kelompok nelayan, pembudidaya RL, dll. Dengan demikian hasil diskusi ini mampu mendapat informasi² baru dan relevan sehingga diperolehnya suatu sintesa untuk modal merumuskan arah riset dan pengembangan Garam dan Rumput Laut untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Pesisir Pantai NTT, sesuai dengan tema workshop ini, ucap Ketua Panitia
Mengacu data BPS, produksi garam ntt, baru menyentu 11ribu ton, padahal sisi lain, hampir 10 tahun yang lalu Menteri Perindustrian RI, pernah memberikan wacana, bahwa NTT setidaknya harus mampu memproduksi 1.4 juta ton/tahun, apalagi ditunjang dengan kualitas garam ntt yang tergolong baik; Tentu dengan membandingkan dua data ini, masih jauh antara fakta dan mimpi. Mengapa masih ada gap ini ? (sebuah pertanyaan yang sangat sederhana, buat kita semua) Begitu juga fakta tentang Rumput laut. Mencermati data BPS, tren produksi tahun ke tahun selama dasawarsa ini, tidaklah menggembirakan. Bahkan produksi 2021, lebih rendah jauh dari tahun 2016, yaitu 1.3 juta ton sedangkan 2016 pernah mencapai 1.8 juta ton. Ini artinya ada fenomena tren menurun, atau minimal stagnan.
Data sederhana ini, moga-moga akan menjadi bahan menarik pada diskusi dalam workshop ini ?.
Tentu pembahasan kita mengenai Garam dan RL ini tidak semata tertuju pada data Produksi dan potensi pasa, tetapi pembahasan workshop ini juga mencakup aspek yang lebih luas dari hulu hilir, dan tetap berorientasi bagaimana maysarakat pesisir pantai lebih mendapat nilai yang layak sebagai efek dari dua komoditas ini. Ujung²nya ada dampak positiv bagi mereka. Karena itu, kesuksesan mendapat outout yang diharapkan nanti adalah tergantung dari diskusi antara kita semua yang hadir. Tandasnya Dr Tony.