2024-12-13 22:57:47
Peserta Kongres ke-2 Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) memilih kembali Ir. Syahrir Ika, MM, Peneliti Ahli Utama BRIN sebagai Ketua Umum PPI untuk periode 2025-2027.

Terpilihnya kembali mantan Direktur Umum dan Sumberdaya Manusia PT. Antam Tbk masa jabatan 2003-2008 dan Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan RI tahun 2017-2018 tersebut, menegaskan kepercayaan para delegasi kongres atas kepemimpinannya di periode pertama.

Pemilihan Ketua Umum PPI pada Selasa (3 Desember 2024) petang itu berlangsung kompetitif, diikuti oleh empat kandidat di tahap awal. Namun, dua calon memilih mengundurkan diri sebelum pemungutan suara dilakukan. Dengan demikian, pemilihan menyisakan dua kandidat, yaitu petahana Ir. Syahrir Ika, MM dan Seto Roseno, B.Eng (Hons), M.Sc, IPU.

Dari total 26 suara yang berasal dari delegasi PPI Wilayah dan unsur-unsur Dewan Pengurus Pusat (DPP), Syahrir mengamankan 18 suara, sedangkan Seto memperoleh 8 suara. Setelah terpilih, Syahrir Ika yang diberi mandat peserta kongres untuk memilih tiga Wakil Ketua Umum memilih Dr Haznan Abimanyu, Dr Deni Shidqi, dan Dr Sri Djangkung Sumbogo Murti, untuk menjadi tiga wakilnya.

Melalui keterangannya, Selasa (3/12), Syahrir mengatakan, ketiganya merupakan representasi generasi muda yang diharapkan tampil menjadi pemimpin di era mileneal ini.

“Darah muda tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan PPI ke depan,” tandasnya.

Syahrir juga menekankan, perlu diciptakan program kerja yang dapat memenuhi ekspektasi anggota. Dengan terpenuhinya harapan, maka awareness anggota terhadap PPI meningkat.

Syahrir juga meminta ketua-ketua wilayah agar memanfaatkan dana transfer dari pusat untuk dibelanjakan untuk membiayai program-program kerja yang sudah ditetapkan untuk melayani anggota dan memberikan dukungan pada mitra-mitra strstegis PPI seperti pemerintah daerah, pergurusan tinggi dan industri.

“PPI Wilayah berada di barisan paling depan sehingga peran wilayah yang semakin besar akan mencerminkan citra PPI yang lebih baik di mata anggota PPI, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,” kata Syahrir.

Sementara Ketua Panitia Kongres, Dr. Eng. Deni Shidqi Khaerudini, menyatakan bahwa, proses pemilihan berjalan secara demokratis dan transparan. “Kami memastikan semua tahapan dilaksanakan sesuai dengan tata tertib yang telah disepakati bersama. Keberhasilan ini mencerminkan kedewasaan organisasi dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi,” ungkap Deni.

Syahrir Ika juga menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang diberikan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk membawa PPI menjadi organisasi riset yang mandiri dan profesional.

“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan untuk kembali memimpin PPI. Mari bersama melanjutkan transformasi PPI agar semakin berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” imbuh Syahrir.

Syahrir juga memaparkan sejumlah prioritas strategis, termasuk:

1. Meningkatkan kapasitas periset melalui pelatihan dan pengembangan karier,

2. Memperkuat jaringan internasional untuk membuka peluang kolaborasi riset global terutama untuk cita-cita periset Indonesia meraih nobel,

3. Mendorong advokasi kebijakan berbasis penelitian untuk memastikan hasil riset berdampak nyata bagi pembangunan nasional.


Dalam sesi diskusi yang berlangsung selama kongres, berbagai tantangan yang dihadapi dunia riset di Indonesia menjadi perhatian utama. Salah satunya adalah rendahnya alokasi anggaran untuk penelitian. Selain itu, kurangnya pengakuan terhadap profesi periset juga menjadi isu yang disoroti.

“Tantangan ini harus kita ubah menjadi peluang. Transformasi organisasi adalah kunci untuk menjadikan PPI lebih mandiri dan profesional. Kita harus memastikan setiap hasil riset memberikan dampak langsung bagi masyarakat dan pembangunan,” tegas Syahrir.

Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik dengan pemerintah, sektor swasta, maupun lembaga internasional. “Kolaborasi adalah kunci untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, riset memegang peran sentral dalam inovasi dan daya saing bangsa,” tambahnya.

Tema “Transformasi PPI Menjadi Organisasi Profesi Periset yang Mandiri dan Profesional Menuju Indonesia Emas 2045” mencerminkan semangat PPI dalam memperkuat peran riset sebagai pilar pembangunan bangsa.

Ketua Panitia Kongres, Dr. Deni Sidiqi, menjelaskan bahwa, tema ini dipilih untuk mendorong anggota PPI mempersiapkan diri menghadapi tantangan global.

“Saat ini inovasi menjadi motor penggerak utama pembangunan. Periset harus siap menjadi penggerak perubahan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Deni.

Ia juga menekankan pentingnya transformasi organisasi agar PPI mampu menghadapi kompleksitas dunia riset yang terus berkembang.

Kongres ke-2 PPI tidak hanya menjadi ajang pemilihan Ketua Umum, tetapi juga forum penting untuk merumuskan strategi jangka panjang organisasi. Para anggota optimis bahwa di bawah kepemimpinan Syahrir, PPI akan semakin relevan dalam menjawab tantangan zaman.

“Kami percaya, PPI dapat menjadi organisasi profesi yang mampu menegakkan kode etik dan kode perilaku periset sehingga periset Indonesia beretika tinggi. Ini adalah modal penting bagi periset Indonesia agar disegani di mata dunia internasional untuk menuju Indonesia Emas 2045,” ujar salah satu delegasi kongres.

Dengan hasil kongres ini, PPI memasuki babak baru yang penuh tantangan sekaligus peluang. Transformasi menjadi organisasi yang mandiri dan profesional diharapkan mampu menjawab kebutuhan bangsa akan riset yang berkualitas dan berdampak nyata.

Sumber: