2025-11-13 16:26:33

Jakarta - Humas BRIN. Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi menetapkan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) sebagai Lembaga Akreditasi Penerbit Ilmiah (LAPI) pertama di Indonesia. Penetapan ini ditandai dengan seremoni penyerahan Surat Keputusan (SK) Kepala BRIN yang efektif berlaku sejak 8 September 2025.

Plt. Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN, Rahma Lina, menyampaikan bahwa momen ini menjadi langkah penting dalam memperkuat ekosistem publikasi ilmiah nasional.

“Alhamdulillah, bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2025, kita dapat melaksanakan seremoni penyerahan SK penetapan PPI sebagai LAPI pertama di Indonesia. Momentum ini menjadi langkah penting dalam memperkuat ekosistem publikasi ilmiah nasional,” ucap Rahma saat memberikan laporannya penyerahan SK Penetapan LAPI pada Senin (10/11).

Rahma menjelaskan, proses pengusulan PPI sebagai LAPI telah berlangsung sejak Januari 2024 melalui tahapan panjang, termasuk verifikasi dan pelatihan asesor. Dengan penetapan tersebut, PPI kini memegang peran strategis sebagai lembaga akreditasi penerbit ilmiah nasional

“Kami berharap penetapan ini menjadi tonggak baru dalam peningkatan mutu dan kredibilitas publikasi ilmiah di Indonesia, serta memperkuat posisi bangsa dalam peta riset dan inovasi global,” tambahnya.

Ketua Umum PPI, Syahrir Ika, menyampaikan apresiasi kepada BRIN atas kepercayaan yang diberikan kepada PPI. “Kami mengucapkan terima kasih kepada BRIN atas penerbitan SK yang menetapkan PPI sebagai LAPI pertama di Indonesia. Ini merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi kami sebagai mitra pemerintah dalam menjaga kualitas dan kredibilitas penerbitan ilmiah nasional,” ungkap Syahrir.

Ia menegaskan, PPI berkomitmen menjalankan tugas akreditasi secara profesional dan transparan.“Langkah awal akan dimulai dengan akreditasi terhadap BRIN Press sebagai penerbit pertama, yang diharapkan menjadi contoh penerapan standar akreditasi nasional di bidang publikasi ilmiah,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Sumber Daya Manusia untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDMI) BRIN, Edy Giri Rahman Putra, menuturkan bahwa penetapan ini merupakan hasil kerja kolaboratif yang panjang.

“Sejak awal 2024, BRIN bersama para mitra menyiapkan seluruh aspek kelembagaan, asesor, serta sistem informasi agar lembaga ini berdiri secara kredibel dan profesional,” ujar Edy.

Ia menambahkan, kehadiran LAPI menjadi tonggak penting dalam menjaga mutu dan integritas publikasi ilmiah di Indonesia.“Penetapan PPI sebagai LAPI pertama ini bukan akhir, melainkan awal dari penguatan ekosistem publikasi ilmiah nasional yang berstandar internasional,” tegasnya.

Dengan terbentuknya LAPI PPI, BRIN berharap lembaga ini dapat menjadi acuan bagi lembaga serupa di masa depan, sekaligus mendorong budaya ilmiah yang sehat, transparan, dan beretika. (asy,trs)