Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM Iptek) BRIN, Edy Giri Rachman Putra menegaskan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) merupakan mitra strategis BRIN, bersama-sama membangun SDM unggul ke depan. BRIN mendapatkan mandat mengoordinasikan dan membangun manajemen talenta nasional di bidang riset dan inovasi.
Demikian dikatakannya, saat memberikan sambutan dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 PPI dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PPI, Rabu (21/12), di Auditorium Widya Graha Kawasan BRIN Jakarta Gatot Subroto dan dilaksanakan secara hybrid. “Tentunya peran dari PPI akan sangat penting sekali dalam menguatkan, mengembangkan, dan mematangkan talenta-talenta kita melalui program-program yang ada di BRIN,” jelas Edy Giri.
Menurutnya sudah banyak kontribusi dari PPI selama setahun kepada BRIN. Selain memberikan advokasi dalam membantu para periset untuk dapat bergabung ke dalam BRIN, juga membantu secara rutin dan reguler membantu BRIN untuk melakukan uji kompetensi terhadap para periset BRIN. Peran PPI yang cukup besar dalam setahun ini adalah menyelesaikan empat Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang riset dan invonasi. “Ini menunjukkan peran PPI bersama-sama BRIN dalam membuat sebuah standar bagi periset atau SDM Iptek secara nasional, sehingga dapat bersaing secara global,” ungkap Edy Giri.
Tidak kalah penting, lanjut Edy Giri yang mewakili Kepala BRIN, bahwa PPI sangat berperan dalam penegakan etika periset. Meskipun baru berusia satu tahun, tetapi sudah sangat ‘garang’ dalam memberi rekomendasi kepada BRIN untuk menegakkan kotek etik profesi kepada periset yang ada di BRIN.
Sementara itu, Ketua Umum PPI Syahrir Ika, dalam sambutannya, mengatakan pada perayaan hari ulang tahun ke-1 ini, PPI akan mengevaluasi perjalanan organisasi selama satu tahun. “Apakah semakin mendekati misi yang kita inginkan bersama dan pada ujungnya kita makin merapat kepada visi yang sudah kita tetapkan bersama,” kata Syahrir.
Syahrir mengajak seluruh pengurus PPI, baik Pengurus DPP maupun wilayah untuk bersama-sama me-review, memperbaiki yang masih kurang, serta terus mendorong peran PPI agar menjadi lebih bermakna. “Tidak saja bagi anggota PPI, tetapi juga bermakna bagi masyarakat, negara, dan bangsa Indonesia,” imbuhnya.
PPI adalah organisasi profesi yang dibentuk pada 21 Januari 2021 lalu untuk mengayomi jabatan funsional yang ada di BRIN. PP merupakan hasil penggabungan dua organisasi profesi yakni Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) dan Himpunan Perekayasa Indonesia (Himperindo), serta ditambah sembilan jabatan fungsional lainnya. Saat ini, PPI sudah berkembang dengan terbentuknya beberapa pengurus wilayah di Indonesia. Peringatan HUT PPI yang ke-1 kali ini, dilanjutkan dengan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) PPI yag dihadiri oleh seluruh pengurus DPP dan beberapa Pengurus Wilayah.
Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah “Penguatan Profesionalitas Organisasi Profesi PPI dan Periset untuk meningkatkan peran penting dalam dalam Ekosistem Riset dan Inovasi”. Hadir sebagai keynote speach, Ekonom dan Politikus Faisal Basri, yang memaparkan tentang Tata Kelola Organisasi Nirlaba yang Baik dan Profesional: Sumbangsih Untuk Kemajuan Bangsa. (arial/ed: And)