Gubernur Riau, Syamsuar sangat menyadari pentingnya kehadiran periset dalam mendukung kemajuan bangsa dan negara terutama daerah. Karena itu, ia berharap ada kolaborasi yang baik antara periset yang bergabung dalam wadah Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) baik nasional dan daerah dengan Pemerintah Provinsi Riau.
Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan pada pengukuhan pengurus Persatuan Periset Indonesia (PPI) Provinsi Riau periode 2023-226, Rabu (24/5/2023) di aula Parlaungan Bappedalitbang, Pekanbaru.
"Kemajuan negara dan daerah ini tidak terlepas dari hasil riset. Kerjasama itu untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Kami sangat berharap dan membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk akademisi, swasta, dan masyarakat, untuk mencapai tujuan ini,'' ujarnya.
Syamsuar juga membeberkan rencana untuk menjadikan Riau sebagai pusat riset halal Indonesia. Ia yakin bahwa dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Riau dapat berperan penting dalam pengembangan industri halal di Indonesia.
"Jika kita dapat menggali potensi sumber daya alam Riau secara maksimal, kita bisa menjadikan Riau sebagai pusat riset halal Indonesia. Ini bukanlah tugas yang mudah, namun kami yakin dengan dukungan dari semua pihak, kita bisa mencapainya,'' ujarnya.
Salah satu kolaborasi yang dimaksud Syamsuar adalah kerjasama dengan perguruan tinggi teknologi pertanian. Gubernur berharap pengetahuan dan keahlian mereka dapat membantu dalam mencari solusi dan cara yang paling efektif untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Riau.
Pada kesempatan itu Gubri juga berbagi informasi tentang beberapa kerjasama yang akan dilakukan dalam bidang riset yang nantinya bisa diaplikasikan dalam mendukung pembangunan.
Sementara itu, Wakil Ketua I Dewan Pakar Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perhimpunan Periset Indonesia (PPI), Andi Eka Sakya, menyampaikan selamat kepada Ketua PPI Provinsi Riau, Dr. Ir. Heryudarini Harahap, MKes dan seluruh jajaran pengurus. Andi berharap mereka sukses dalam menjalankan berbagai program kerja yang telah disepakati bersama dalam musyawarah.
"Perhimpunan Periset Indonesia merupakan organisasi profesi yang menaungi 11 jabatan fungsional di bawah binaan Badan Riset dan Inovasi Nasional," ujar Andi. Jabatan-jabatan tersebut mencakup peneliti, pengembang teknologi nuklir, analis pemanfaatan IPTEK, analis data ilmiah, operator koleksi hayati, penata kemerdekaan ilmiah, teknisi penelitian dan rekayasa peralatan nuklir, dan teknisi kebudayaan.
Andi Eka Sakya menjelaskan bahwa PPI memainkan peran penting dalam meningkatkan kompetensi nasional, membina dan mendukung pengembangan berbagai disiplin ilmu, dan juga berkolaborasi dalam membangun tugas-tugas profesional secara independen.
"PPI bermitra dan berkolaborasi untuk membangun tugas yang profesional jabatan-jabatan fungsional, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan PP Nomor 11 Tahun 2017," kata Andi.
Dalam hal pemberdayaan kompetensi, PPI memiliki 16 wilayah dan berencana untuk memperluas keberadaannya di 10 wilayah lainnya di Indonesia. Dengan anggota aktif lebih dari 8.500, PPI terus berupaya untuk mendorong pengembangan ekosistem riset dan inovasi dalam rangka memperjuangkan kedaulatan dan pengendalian nasional.
Pada kesempatan yang sama, Andi juga menjelaskan tentang pentingnya transparansi dalam penggunaan dana anggota. "Menurut Anggaran Dasar PPI, PP pusat mendapatkan alokasi 30 persen sementara wilayah mendapatkan alokasi 70 persen. Saya berharap pengurus PPI Provinsi Riau dapat terus berkomunikasi dengan DPP dan Direktur Operasional DPP untuk menjawab pertanyaan teknis yang terkait dengan penggunaan dana," kata Andi.
Selain itu Andi juga menekankan pentingnya kerja sama antara PPI dengan pemerintah daerah dalam mendukung riset dan inovasi sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan. Ia berharap PPI dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten atau kota, dalam mempersiapkan pembentukan badan baru atau memperkuat badan yang sudah ada.
"Dalam konteks ini, PPI dapat berperan sebagai mitra strategis bagi pemerintah daerah. Saya meminta pengurus PPI provinsi Riau agar melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mendukung mereka dalam melakukan riset dan inovasi sebagai basis untuk pengembangannya,'' kata Andi.
Andi menegaskan bahwa hampir semua daerah sedang mempersiapkan pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), baik sebagai badan baru atau sebagai bagian dari struktur organisasi yang sudah ada di bawah Gubernur atau Walikota.
"Pembentukan BRIDA menunjukkan komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung peningkatan kualitas riset dan inovasi. PPI, sebagai organisasi profesi, harus memiliki hubungan kualitas dengan BRIDA dan bermitra dengan mereka,'' jelasnya.
Dia juga berharap agar para pengurus PPI Provinsi Riau dapat berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mendukung Pemda dalam melakukan riset dan inovasi. "Dengan demikian, kita bisa menciptakan kerja nyata dan membuat Indonesia maju," tutupnya.
Sementara itu Ketua PPI Riau, Dr. Ir. Heryudarini Harahap, MKes mengatakan, dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dan berinovasi dalam membangun bangsa yang berdaulat, PPI Provinsi Riau telah mengambil langkah besar dengan melakukan pengukuhan pengurus baru dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Ia menjelaskan, ada empat bidang utama yang menjadi fokus dalam struktur organisasi PPI Riau, dalam acara pengukuhan pengurus PPI di wilayah Riau.
"Pengurus harian PPI ini terdiri dari empat Bidang. Yang pertama adalah bidang pengembangan SDM. Salah satu tujuan dari dibentuknya bidang ini adalah untuk meningkatkan kompetensi," ujar Dr. Heryudarini.
Bidang kedua, menurut Ketua PPI Riau, adalah advokasi dan kerjasama. "Kami sudah mulai menjajaki kerjasama dengan perusahaan dan perguruan tinggi," tambahnya.
Selain itu, PPI Riau juga fokus pada bidang informasi dan digitalisasi serta bidang pengembangan usaha. Melalui bidang ini, hasil-hasil riset peneliti bisa dikembangkan dan dijual ke pasar. "Ini merupakan hasil-hasil penelitian dari periset Indonesia di Provinsi Riau dan perguruan tinggi," ungkap Dr. Heryudarini.
Acara pengukuhan juga diisi dengan talkshow bertema "Dukungan Inovasi dan Teknologi Dalam Industri Halal di Riau Untuk Kawasan Asia Tenggara". Narasumber yang hadir adalah Dr. Drs. Andi Eka Sakya, M.Eng dari PPI Pusat, Dewan Pakar Lukman Hakim Nasution, Ph.D, dan Dr. Saidul Amin, MA dari Universitas Muhammadiyah Riau. Mereka membagikan pemikiran mereka tentang peluang dan tantangan, serta regulasi terkait industri halal.