Ketua Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Syahrir Ika menyebut pada acara tersebut ketiga bakal capres itu bakal mengupas terkait daya tahan ekonomi Indonesia.
Tiga bakal calon presiden yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan berbicara mengenai pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEKIN) yang salah satu topik bahasannya akan dikerucutkan pada sektor ekonomi.
Bukan tanpa alasan pihak PPI mengangkat isu tersebut. Pasalnya, kata Syahrir, ekonomi merupakan ukuran yang dipakai untuk penentuan majunya sebuah negara.
"PDB (Produk Domestik Bruto) kita berapa? kekayaan bangsa ini relatif tehadap bangsa lain itu bagaimana? Kan PDB ini mau kita naikkan sekarang, kita nomor 12 dunia," ungkap Syahrir saar ditemui Wartakotalive.com, di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (16/10/2023).
Strategi bakal capres
"Nah kita mau pindah jadi nomor 4 atau nomor 5 dunia, berarti loncat sekian kali hampir dua kali lebih," lanjutnya.
Akan tetapi, menurut dia, loncatan yang cukup jauh itu memerlukan strategi jitu dari seorang pemimpin negara. Oleh karenanya, dalam gelaran President Candidate Lecture's itu, pihaknya akan mengupas strategi-strategi apa saja yang dimiliki calon presiden terkait pembangunan bangsa.
"Coba bayangkan saja sekarang kan sekitar Rp 16 ribu triliun misalnya kami punya PDB, Nah kalau kami naikin 5 kali lagi misalnya, berarti kan itu 5 x 16 (ribu triliun) terus kita mau ke nomor 4 dunia, kan itu besar banget," kata Syahrir.
"Tapi bagi kami para periset ini bukan besar (nilainya) aset seluruh bangsa ini, bukan. Tetapi lebih pada penting asetnya terbagi, seluruh rakyat menikmati, itu yang disebut dengan PDB per-kapita," imbuhnya.
Sehingga menurut Syahrir, tanpa strategi yang bagus, misi menjadikan Indonesia maju melalui sektor ekonomi hanyalah isapan jempol belaka.
"Perlu pemimpin yang strong (kuat), tetapi strong terhadap visinya yang bisa mengatasi ini. Bukan strong leadership (kepemimpinan) bagaimana melihat orang, tetapi memanajeri pikirannya untuk membawa negeri ini menjadi negeri yang maju, berdaya saing dan berkeadilan," ungkap Syahrir.
Lebih lanjut, Syahrir mengungkap jika indeks inovasi Indonesia masih kalah jauh terhadap negara-negara lain.
Sehingga, perlu adanya periset untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi kepada pemimpin negara.
Oleh karenanya nanti di akhir sesi acara, kata Syahrir, pihaknya secara resmi bakal memberikan rekomendasi kepada para bakal capres terkait kiat melangkah ke depannya.
"Kami akan beri masukan, kami adalah profesi pariset yang tugas kami memberi masukan, menurut pemikiran kami, hasil-hasil riset kami, hasil kajian kami, kami beri masukan kepada mereka kepada siapapun yang menjadi presiden nanti, inilah pikiran para profesi periset itu," kata dia.
"Tapi pemikiran kami kemas dengan suatu diskusi yang baik, karena kami mau mengedukasi publik bahwa kami punya calon pemimpin, kami beri dia masukan, bukan kami mengkritik dia.
Mengkritik boleh tetapi positif, bukan untuk menjatuhkan. Kami punya pemimpin untuk kami dukung, bukan pilih pemimpin untuk kami jatuhkan," pungkasnya.
Sumber :