Potretterkini.id, KENDARI– Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi (IPTEK). Kepedulian tersebut dibuktikan dengan kegiatan diskusi kolaborasi pemanfaatan Riset dan Inovasi (Rinov) secara virtual bekerjasama dengan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Wilayah Sulawesi Tenggara, pada Kamis (6/6/2024).
Rektor Universitas Sulawesi Prof. Dr. Ir. H. Andi Bahrun, M.Sc.Agric menyambut baik kegiatan diskusi, karena ikut dihadiri oleh para pejabat struktural dan fungsional lingkup Unsultra, Badan Riset dan Inovasi Daerah Sultra dan Kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.
Rektor menyadari, bahwa riset-riset telah banyak dilakukan baik oleh perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa, lembaga riset pemerintah maupun swasta, namun sebagian besar riset-riset tersebut belum berakhir. Unsultra sebagai sebuah lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pihaknya telah banyak melakukan riset, tetapi belum banyak dimanfaatkan.
Andi Bahrun memberi solusi baru, yaitu komersialisasi hasil-hasil riset agar bisa memenuhi makna inovasi, karena menurut beliau tidak ada inovasi dari hasil riset jika tidak ada manfaatnya atau tidak komersialisasi.
Oleh karena itu, meningkatkan pemanfaatan hasil reset perlu didorong kolaborasi penelitian oleh Perguruan Tinggi dengan para pihak.
Kolaborasi riset yang berkualitas akan memberikan nilai manfaat seperti meningkatkan reputasi akademik institusi dan insan peneliti, memperluas wawasan dan memperkaya sumber daya penelitian, memberikan solusi permasalahan lokal, nasional dan bahkan global, memperluas jejering penelitian, meningkatkan nilai tambah sumber daya alam khususnya produk unggulan daerah dan nasional, ujarnya.
Ketua Perhimpunan Periset Indonesia Dr. La Fariki mengatakan, organisasi profesi periset yang anggotanya bisa berasal dari 11 jabatan fungsional binaan BRIN, dosen dan peneliti swasta. Aparatur Sipil Negara atau ASN yang menjabat fungsional binaan BRIN secra otomatis menjadi anggota.
Anggota PPI yang berada di Sultra hingga saat ini berjumlah 43 orang baik ASN BRIN maupun ASN pemerintah daerah, sedang dari dosen dan peneliti swasta belum ada yang menjadi anggota. Selanjutnya La Fariki menjelaskan latar belakang dan tujuan kegiatan, yaitu : Kolaborasi dalam kegiatan penelitian telah banyak dilakukan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, namun masih terbatas pada pengumpulan data dan laporan penelitian yang hasilnya hanya disimpan di perpustakaan dan belum banyak yang dimanfaatkan.
Menurut La Fariki Kegiatan ini, mencoba paradigma baru, yaitu bagaimana riset yang dilakukan tidak hanya disimpan di perpustakaan, tetapi bisa dimanfaatkan. Untuk itu diperlukan metode pemanfaatan. Sebagian metode tersebut adalah Kolaborasi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari kegiatan ini adalah mencari model kolaborasi pemanfaatan riset.
Ia menyatakan bahwa sebagai langkah baru pemanfaatan iptek maka kegiatan ini baru awal yang akan kita tindaklanjuti dengan langkah-langkah yang bersifat operasional, yaitu kerjasama atau kolaborasi pemanfaatan hasil-hasil riset dan inovasi antara Universitas Sulawesi Tenggara dengan Perhimpunan Periset Indonesia dan BRIN.
Kegiatan diskusi menghadirkan empat narasumber terdiri dua narasumber dari Unsultra dan dua dari Perhimpunan Periset Indonesia Sulawesi Tenggara. Acara diskusi dipandu oleh Moderator La Oge, SP, MP dari Unsultra. Dr. La Panga narasumber dari Universitas Sulawesi Tenggara memaparkan tekno park sebagai metode kolaborasi pemanfaatan riset dan inovasi, Dr.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unsultra Joko Tri memaparkan pengalaman Kolaborasi atau kerjasama yang dilaksanakan oleh Universitas Sulawesi Tenggara bersama mitra-mitranya.
Dr. La Sinaini dari Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Sulawesi Tenggara memaparkan tema-tema kolaborasi riset dan inovasi dan Julian Wijtaksono juga dari PPI memaparkan skema-skema pembiayaan riset yang disediakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Peserta kegiatan diikuti oleh sekitar 40 orang peserta dari para dosen Universitas Sulawesi Tenggara, anggota PPI se- Sulawesi Tenggara dan pejabat lingkup Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara serta pejabat dari Badan Riset dan Inovasi Daerah atau Badan Litbang Kabupaten/Kota se- Sulawesi Tenggara.
Para peserta dalam session diskusi menyoroti sumberdaya Iptek di daerah yang masih sangat terbatas baik kualitas maupun kapasitas. Mereka berharap ada pembelajaran dari kolaborasi riset yang telah dibangun oleh perguruan tinggi maupun dari
La Fariki mengapresiasi kegiatan yang berlajalan lancar, tertib, produktif dan tepat waktu. Hal-hal yang menjadi sosortan selama diskusi akan menjadi masukan bagi kegiatan-kegiatan berikutnya. Beliau menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan acara, terutama Rektor merespon baik ide awal diskusi hingga bisa terwujud.
Sumber :